Karhutla Terus Meluas
Helikopter Bantuan Datang Pertengahan Agustus
JAMBI – Pasca ditetapkan status siaga darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) 23 Juli lalu, kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi terus meluas. Tercatat hingga 29 Juli 171,40 hektar lahan terbakar. Atau bertambah 15 Hektare dari data pada 27 Juli lalu.
Lahan ini terdiri dari 27,5 hektare Kawasan Hutan, kemudian 143,9 hektare Areal Penggunaan Lain (APL), dan 46,5 Hektare Lahan Gambut, serta 124,9 Ha Lahan Mineral 96,94.
Kepala Pelakasana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Bachyuni Deliansyah mengatakan, data terakhir yang masuk ke pihaknya pada 29 Juli lalu ada kebakaran di Kabupaten Muario Jambi dan Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim). “Semalam memperoleh laporan dari Kepala Pelaksana BPBD Tanjabtim 20 hektare, dan Muaro Jambi 10 hektare. Tapi untuk hari ini (kemarin,red) belum bisa dihitung pastinya karena menunggu proses pendinginan terlebih dahulu. Lama proses pendinginan pun tergantung luasan dan sumber airnya,\" sampai pria yang akrab disapa Bayu ini (30/7).
Kendala yang dihadapi kata Bayu yakni sumber air yang jauh. Ini menjadi salah satu kesulitan tim darat sehingga menghambat mobilisasi tim dalam proses pemadaman. Kemudian jarak tempuh dan medan yang jauh juga menjadi penghambat. \"Sementara masih mengedepankan operasional darat. Sembari tim juga melakukan sosialisasi dengan masyarakat sekitar di daerah-daerah yang dianggap rawan bencana karhutla,\" katanya.
Sedangkan untuk bantuan via udara (helicopter), Bayu mengatakan, telah menyampaikan langsung ke BNPB. Namun untuk mendatangkan helikopter harus melalui proses paling cepat 14 hari termasuk izin visa pilot yang didatangkan dari luar negeri. \"Kita baru saja mengusulkan ke pusat terhadap pengadaan 3 helikopter yang terdiri dari 1 helikopter water bombing dan 2 helikopter pengawasan,”ujarnya.
Bayu menyebut jika memang nantinya, dalam waktu 14 hari kedepan ternyata situasi di lapangan tidak mampu diatasi melalui operasional darat, maka pihaknya akan berkoordinasi dengan BPBD Sumatera Selatan untuk bantuan helikopter.
Bayu juga mengatakan Jambi sendiri terpilih menjadi satu dari enam Provinsi yang mendapat perhatian lebih terhadap Karhutla ini. Wujudnya Jambi akan mendapatkan pembekalan kesiapsiagaan dari BNPB yang akan dihadiri oleh tenaga ahli pusat. “Pembekalan kesiapsiagaan Karhutla pada 6-7 Agustus , dan untuk Apel Kesiapsiagaannya pada 8 Agustus kita harap juga Helikopter bisa datang saat apel ini , untuk kehadiran kepala BNPB masih tentative yang jelas tenaga ahli BNPB,” jelasnya.
Dia merincikan untuk daerah mendapat perhatian lebih seperti Jambi, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. “Ini daerah yang mendapatkan pembekalan,” katanya.
Sementara untuk anggaran dana yang didapatkan BPBD terkait Karhutla ini kata Bayu masih dihitung di pusat. “Nanti untuk uang lelah TNI, Polri dan BPBD akan dilihat berapa hari status siaga darurat dikalikan dengan jumlah personil ,” jelasnya lagi.
Terpisah, Stasiun 1 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi mendeteksi munculnya sekitar 30 titik panas atau hotspot di wilayah Provinsi Jambi yang tersebar di sejumlah wilayah, yaitu di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 19 hot spot. 5 hot spot berada di Tebo, 3 hot spot di Tanjabtim, serta di Merangin, Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) dan Sarolangun masing-masing satu titik.
Kepala Stasiun BMKG Jambi Addi Setiadi mengatakan juga mendeteksi munculnya kabut asap di wilayah Kota Jambi yang berasal dari kebakaran lahan di Kabupaten Muaro Jambi yang terbawa tiupan angin hingga ke Kota Jambi. \"Namun kemunculan kabut asap tersebut fluktuatif, atau hilang timbul,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: